Permasalahan Sosial dalam Lingkup
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Manusia
Sebagai Makhluk Hidup
Individu berasal
dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu
merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu
keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan
pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan
sebagai manusia.
Dalam pandangan
psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya
bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini
berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khsa didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu
kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena
tingkah laku yang ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam
perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang
berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula
terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya
bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga
masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya
sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam
menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga
bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya
individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain
proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan
Individu
Perkembangan
manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan
lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan
keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun
terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan
adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Timbul
berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai pertumbuhan. Menurut para ahli
yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya
adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian.
Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat
dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari
pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations
maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan
sensation.
Menurut aliran
psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai
arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan
bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu
ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia
dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru
kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran
sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga
sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan:
1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli
dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh
factor-faktor yang dibawa sejak lahir
2. Pendirian Empiristik dan
environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka
menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan
sedang dasar tidak berperan sama sekali.
3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme.
Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat
menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan
psikologi :
1. Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai
kira-kira 2 tahun.
2. Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun
sampai kira-kira 7 tahun
3. Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun
sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
4. Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14
tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
Masalah
sosial dalam masyarakat
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih
abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masalah sosial
muncul dari berbagai kekurangan dari manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis,biologis,biopsikologis dan
kebudayaan.Berikut ini klasifikasi masalah sosial didasarkkan atas sumber
sumber tersebut
Keluarga
merupakan asal dasar permulaan hidup manusia, karenanya bila terjadi masalah
dalam keluarga tentunya akan mempengaruhi keadaan sosial dari anggota
keluaganya. Contoh dari masalah-masalah sosial terjadi dalam keluarga antara
lain :
1.
Permasalahan perceraian orang tua
Permasalahan
perceraian orang tua merupakan salah satu masalah sosial dalam keluaga yang
cukup banyak terjadi dilingkungan kita saat ini. Masalah ini akan lebih menekan
keadaan sosial dari anak-anak nya dalam keluarga. Anak yang ayah dan ibunya
berpisah biasanya akan selalu menyendiri atau terkadang anak menjadi susah
dikendalikan, alhasil anak-anak dari keluaga tersebut akan lebih mudah
terpengaruh oleh lingkungan yang berada disekitarnya. Contoh : Bani adalah anak
dari keluarga yang orang tuanya berpisah. Karena hal itu Bani lebih
sering diluar rumah dibandingkan dengan dirumahnya. Sampai-sampai ia membenci
orang tuanya. Ia lebih percaya dengan temannya dibandingkan orang tuanya
sehingga ia terbawa dengan temannya, ia mulai mengikuti temannya seperti
merokok. Dan pada akhirnya ia ikut-ikutan temannya mencoba narkoba sampai
akhirnya ia kecanduan narkoba. Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa
perceraian orang tua merupakan masalah sosial keluarga yang sangat mempengeruhi
mental anak sehingga menjadi lemah dan kehilangan akal sehatnya. Oleh sebab
itu, orang yang mengalami seperti ini harus diberikan perhatian khusus sehingga
tidak terjebak dalam lingkungan sosialnya yang negatif.
2. Permasalahan Perekonomian
Masalah
Perekonomian merupakan salah satu faktor yang memicu masalah sosial dalam
keluarga. Keadaan ekonomi yang kurang menentu kadang membuat seluruh anggota
keluarga tersebut bertindak secara tidak rasional dan menghilangkan nilai
moralnya. contohnya : Redy seorang anak dari keluarga yang bercukupan. Namun
pada suatu hari ia ingin mengupgrade komputernya. Setelah itu ia meminta pada
orang tuanya, namun sayang orang tuanya akhirnya menolaknya dengan alasan hal
tersebut tidak terlalu mendesak namun Redy memaksa. Namun akhirnya ia hanya
mendapatkan amarah orang tuanya yang sudah kelelahan mecari uang. akhirnya Redy
mencuri uang orang tuanya secara diam-diam untuk membeli apa yang dia inginkan.
Dari contoh tersebut walaupun tidak secara langsung masalah terjadi dalam
keluarga namun salah anggota keluarga akan merasakan suatu tekanan sehingga ia
akan berbuat tanpa berfikir dengan jernih.
3. Permasalahan Harmonisasi keluarga
Harmonisasi
Keluarga merupakan masalah sosial dalam keluarga. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan perceraian orang tua. Ketidak harmonisan membuat anggota keluarga tidak
betah berkumpul bersama keluarga bahkan hingga tidak betah terhadap rumahnya
sendiri. Sehingga keluarga tersebut lebih senang aktivitas personalnya diluar
rumah. permasalahan sosial ini tentunya akan mempengaruhi keadaan mental dan
psikis anggota keluarga tersebut terlebih lagi anak-anak. Anak-anak akan merasa
tertekan dan merasa kurang betah bahkan membenci keluarganya. contoh: Pangki
merupakan anak tunggal dari pengusaha kaya. Namun sayangnya dirumahnya ia hanya
mendapatkan pertengkaran-pertengkaran dari orang tuanya, alhasil ia kekurangan
orang tuanya. Setiap ia bersama orang tuanya ia hanya mendapatkan amarahnya
saja. Akhirnya Pangki pun stress dan kabur keluar rumah, ia mengikuti ajakan
teman-temanya yang negatif. dan akhirnya ia moralnya menjadi rusak dan tak
terkendali lagi. Dari contoh diatas seseorang dari keluarga yang tidak harmonis
akan kekurangan perhatian dan kasih sayang. Oleh karenanya orang dalam masalah
sosial tersebut harus mendapatkan arahan dan kasih sayang yang positif dari
lingkungannya.
4. Permasalahan lingkungan sosial
4. Permasalahan lingkungan sosial
Permasalahan yang
satu ini pasti akan dirasakan pada setiap keluarga. Setiap keluarga pastinya
akan melakukan interaksi pada lingkungan sosialnya. Lingkungan akan dengan
cepat menilai keadaan sosial dalam keluarga tersebut. Namun lingkungan sosial
dapat membuat masalah dalam sebuah keluarga. Contoh: keluarga Rezy merupakan
keluarga yang baik dan bermoral. Namun pada suatu saat keluarga tersebut pindah
dalam suatu lingkungan yang kurang baik. Setelah beberapa lama anak-anak dari
Rezy menjadi pembantah semua, akhirnya sering terjadi pertengkaran keluarga dan
menyebabkan keluarga tidak harmonis lagi. Dari contoh diatas lingkungan sosial
merupakan suatu masalah dalam keluarga. Apabila keluarga tidak memiliki moral
yang kuat maka lingkungan akan dengan mudah menggoyahkan keluarga tersebut.
Oleh karena itu untuk menghadapinya keluarga harus ditanamkan moral dan prinsip
secara konsisten sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap lingkungan sosial.
Dari beberapa permasalahan yang dibahas ada beberapa
faktor yang cukup membuat masalah sosial dalam keluarga yaitu faktor moral,
prinsip, keyakinan, dan sosialisasi. oleh sebab itu keluarga harus menanamkan
moral, prinsip, keyakinan, dan sosialisasi semenjak dini sehingga sudah
tertanam kuat dalam masing-masing anggota keluarga.
Source :
- http://fuadbaskara.blogspot.co.id/2012/10/manusia-sebagai-mahluk-individu.html
- https://www.google.co.id/search?q=ilmu+sosial+dasar&oq=ilmu+sosial+dasar&aqs=chrome..69i57j0l5.4466j0j8&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#q=contoh+masalah+individu+keluarga+dan+masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar